Saturday, June 25, 2022

Drive, Single Sukses The Cars Lewat Suara Ben Orr

Vokalis The Cars, Ric Ocasek yang menulis lirik lagu Drive ini. Sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada seorang perempuan. No name. Bisa jadi mantan kekasih, atau semata rayuan jalanan. 


Baca juga: Will You Be There, Sukses Michael Jackson dan Free Willy

Alih-alih membawakannya sendiri, ia menyerahkan ke sang pemain bass, Ben Orr. Banyak yang mengapresiasi itu sebagai keputusan yang tepat  karena suara Orr dianggap pas membawakan ini lagu. Orr juga membawakan salah satu hits The Cars yang lain, Just What I Needed.

Drive yang rilis bersama album Heartbeat City (1984) ini sukses di tangga lagu, baik di Inggris maupun Amerika Serikat. Saat Orr meninggal dunia pada 2000 karena kanker pankreas, 'Drive' dimainkan pada seremoni peringatan di Rock and Roll Hall of Fame.

Baca juga: Morning, Sapaan Pagi ala Al Jarreau


Drive


Who's gonna tell you when

It's too late?

Who's gonna tell you things

Aren't so great?


You can't go on thinking

Nothing's wrong, oh oh

Who's gonna drive you home

Tonight?


Who's gonna pick you up

When you fall?

Who's gonna hang it up

When you call?

Who's gonna pay attention

To your dreams?

Yeah, who's gonna plug their ears

When you scream?


You can't go on thinking

Nothing's wrong, oh oh

Who's gonna drive you home

Tonight?


Who's gonna hold you down

When you shake?

Who's gonna come around

When you break?


You can't go on thinking

Nothing's wrong, oh oh

Who's gonna drive you home

Tonight?


You know you can't go on thinking

Nothing's wrong

Who's gonna drive you home

Tonight?


Baca juga: These are the Days of Our Lives, Perjuangan Terakhir Freddie Mercury

Tuesday, June 7, 2022

Will You Be There, Single Sukses Michael Jackson yang Menghiasi Free Willy

"Will You Be There" dirilis sebagai single pada 28 Juni 1993 setelah muncul dalam film Free Willy. Menjadi single kedelapan yang dirilis Michael Jackson dari album Dangerous (1991). Lagu ini sukses di pasaran. Di tangga lagu Billboard Hot 100 sempat sampai di posisi 7. Sedangkan penjualannya berhak mendapatkan sertifikat platinum karena terjual lebih dari 1.000.000 kopi. Sukses pula berkelana di posisi 10 besar tangga lagu sejumlah negara di luar Amerika Serikat, seperti di Kanada, Inggris, Belanda, Belgia, Selandia Baru, Republik Irlandia, dan Swiss. 

Hal tak menyenangkan muncul terkait legalitas. Jackson mendapatkan dua tuntutan hukum. Tuntutan pertama datang dari Cleveland Orchestra. Lagu ini dianggap melanggar hak cipta atas rekaman Cleveland Orchestra, dan Jackson dituntut ganti rugi sebesar 7 juta dolar dan penyertaan kredit dalam album Dangerous. 

Gugatan kedua datang dari Albano Carrisi. Penulis lagu Italia ini mengklaim, "Will You Be There" disadur dari lagu milikya tang bertajuk "I Cigni di Balaka" ("The Swans of Balaka"). Majalah Inggris, The Songwriter edisi Desember 1999, menayangkan kasus ini. Disebutkan, pengadilan memutuskan bahwa kedua lagu tersbeut berbeda. Sebelumnya, Albano sempat dimenangkan oleh pengadilan karena Jackson tak pernah hadir dalam sidang. Namun, beberapa bulan kemudian, keputusan pengadilan berpihak kepada Jackson. 

Baca juga: These Are The Days of Our Lives, Perjuangan Terakhir Freddie Mercury


Will You Be There


Hold me

Like the river Jordan

And I will then say to thee

You are my friend


Carry me

Like you are my brother

Love me like a mother

Will you be there?


Weary

Tell me will you hold me?

When wrong, will you scold me?

When lost will you find me?


But they told me

A man should be faithful

And walk when not able

And fight 'til the end

But I'm only human


Everyone's taking control of me

Seems that the world's got a role for me

I'm so confused will you show to me

You'll be there for me and care enough to bear me


(hold me)

Show me

(lay your head lowly)

Told me

(softly then boldly)

Yeah

(carry me there)

I'm only human


(lead me)

Hold me

(love me and feed me)

Yeah, yeah

(kiss me and free me)

Yeah

(I will feel blessed)

I'm only human


(carry)

Carry

(carry me boldly)

Carry, yeah

(lift me up slowly)

Yeah

(carry me there)

I'm only human


(save me)

Lead me

(heal me and bathe me)

Lift me up, lift me up

(softly you say to me)

(I will be there)

I will be there


(lift me)

Told me, yeah

(lift me up slowly)

(carry me boldly)

Yeah

(show me you care)

Show me you care


(hold me)

Woo

(lay your head lowly)

Get lonely sometimes

(softly then boldly)

I get lonely, yeah, yeah

(carry me there)

Will you be there


(lead me)

Woo

(love me and feed me)

Lift me up, hold me up

(kiss me and free me)

Lift me up sometimes, oh, sometimes

(I will feel blessed)

Yeah


In our darkest hour

In my deepest despair

Will you still care?

Will you be there?


In my trials

And my tribulations

Through our doubts

And frustrations


In my violence

In my turbulence

Through my fear

And my confessions


In my anguish and my pain

Through my joy and my sorrow

In the promise of another tomorrow

I'll never let you part

For you're always in my heart


Baca juga: Vokalis Procol Harum, Gary Brooker, Meninggal Dunia

Saturday, May 21, 2022

Love Song, dari The Cure ke Adele

Vokalis The Cure, Robert Smith menulis Love Song sebagai kado pernikahan untuk tunangannya, Mary Poole. Smith bersetia kepada Mary, gadis yang dikenalnya saat ia baru berusia 14 tahun. Mary juga ia anggap sebagai dewi penolong, saat ia mengalami keterpurukan. Lewat lagu ini, ia juga ingin menunjukkan, seberapa pun seringnya ia bepergian untuk tour The Cure, ia akan selalu mencintai Mary.


Baca juga: Home Sweet Home, Saat Band Metal Rindu Rumah

Love Song atau Lovesong rilis bersama album "Disintegration" pada 1989, terbilang sebagai single suksesnya The Cure, meski kalah populer dibandingkan Friday I'm In Love. Cukup banyak penyanyi yang menyanyikan kembali lagu ini. Salah satunya, 311, yang menjadi soundtrack 50 First Dates, film yang dibintangi Adam Sandler dan Drew Barrymore. Lagu versi reggae ini muncul di antara closing credits. 

Adele membawakan versinya dalam albumnya yang bertajuk "21", yang rilis pada 2011. 

Baca juga: Vokalis Procol Harum, Gary Brooker Meninggal Dunia


Love Song

Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am home again

Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am whole again


Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am young again

Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am fun again


However far away

I will always love you

However long I stay

I will always love you

Whatever words I say

I will always love you

I will always love you


Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am free again

Whenever I'm alone with you

You make me feel like I am clean again

However far away

I will always love you


However long I stay

I will always love you

Whatever words I say

I will always love you

I will always love you


However far away

I will always love you

However long I stay

I will always love you


Whatever words I say

I will always love you

I'll always love you

I'll always love you

'Cause I love you


Baca juga: You Learn, Ajakan Belajar Kehidupan dari Alanis Morrisette

Saturday, May 14, 2022

These Are The Days of Our Lives, Perjuangan Terakhir Freddie Mercury bersama Queen

These Are The Days of Our Lives. Dalam video klip, tampak Freddie Mercury kurus dan pucat. Video yang dibuat pada 30 Mei 1991 ini adalah penampilan terakhir Mercury bersama Queen. Ia meninggal pada 24 November, tahun yang sama. Mercury seolah ingin menyampaikan salam perpisahan lewat lagu tersebut. Kabar yang mengejutkan, karena Mercury tak pernah mengungkap sakit yang dideritanya kepada publik, hingga jelang kematiannya. 


Baca juga: Love Song, dari The Cure ke Adele

Meski dalam kondisi sakit, Mercury memastikan band menggarap lagu ini dengan baik. Ia mau menunjukkan komitmennya dalam bermusik, hanya saat fisiknya sudah benar-benar tak mampu, ia baru akan berhenti. Kawan-kawannya tentu saja memahami hal tersebut, bahkan menganggap proses rekaman memberikan andil bagi Mercury mengatasi rasa sakitnya. 

These Are The Days of Our Lives tampaknya memang terasosiasikan pada sosok Mercury. Padahal lagu yang ditulis oleh Roger Taylor ini bercerita tentang anak-anak. Dan tentang rasa sentimentil drummer Queen tersebut akan masa kecilnya. Meski ditulis oleh Taylor, seperti yang mereka sepakati sejak 1989, kredit penulisan lagu atas nama Queen, bukan individu.

Baca juga: Knockin' On Heaven's Door, Bob Dylan atau Guns N' Roses? 

Lagu ini dirilis di Inggris sebagai single bersama rilisan ulang Bohemian Rhapsody. Keuntungan dari penjualan single diddedikasikan untuk penelelitian AIDS research as a tribute to Mercury.

George Michael dan Lisa Stansfield membawakan lagu ini dalam Freddie Mercury Tribute Concert di Wembley Arena pada 1992. 


These Are The Days of Our Lives

Sometimes I get the feelin'

I was back in the old dayslong ago

When we were kids when we were young

Things seemed so perfect - you know

The days were endless we were crazy we were young

The sun was always shinin'

We just lived for fun


Sometimes it seems like lately

I just don't know

The rest of my life's been just a show


Those were the days of our lives

The bad things in life were so few

Those days are all gone now but one thing is true

When I look and I find I still love you


You can't turn back the clock you can't turn back the tide

Ain't that a shame

I'd like to go back one time on a roller coaster ride

When life was just a game

No use in sitting and thinkin' on what you did

When you can lay back and enjoy it through your kids

Sometimes it seems like lately

I just don't know

Better sit back and go with the flow


Cos these are the days of our lives

They've flown in the swiftness of time

These days are all gone now but some things remain

When I look and I find no change


Those were the days of our lives, yeah

The bad things in life were so few

Those days are all gone now but one thing's still true

When I look and I find

I still love you


I still love you


Baca juga: Ain't No Mountain High Enough, Salah Satu Lagu Penting Motown

Monday, March 21, 2022

Ta'kan, Single Guest Band yang Pernah Menghentak Blantika Musik Tanah Air

Wahai, generasi 80-90an, masih ingat 10 Bintang Nusantara? Nah, Guest Band adalah salah satu alumni proyek album kompilasi tersebut. Adalah Gustafa Hardjakoesoema (Gustav), Toriawan Sudarsono (Tori), Yudhis Dwikorana (Yudhis), dan Satrya Marakarma (Nti'). Pada 1990, mereka menerbitkan mini album bertajuk Ta'kan, dengan dibantu Melly Imelda sebagai vokalis, dan Iwa K sebagai rapper.  



Baca juga: Melangkah Pasti, Lagu Sukses Henry Manuputty

Guest Band muncul menghentak dengan single Ta'Kan. Lagu ini langsung mencuri perhatian pecinta musik tanah air. Musiknya terbilang baru saat itu, sehingga dianggap sebagai salah satu penyebar aliran R&B dan Hip Hop di tanah air. Single Ta’kan dan mini album ini masuk peringkat 141 dan 131 dalam daftar single terbaik dan album terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stones (Indonesia). 

Sayangnya, meski lagunya laris di pasaran, namun grup ini tak bertahan. Album tersebut menjadi satu-satunya yang mereka keluarkan. Mereka memilih untuk membantu penyanyi lain melahirkan karyanya, seperti Melly Manuhutu dan Shania. 

Baca juga: Pelangi Cinta, Kolaborasi Diskoria dan Afifah Yusuf


Ta'kan


Tak tergapai jua

Cintamu padaku

Biar orang tuaku

Pada jalannya

Kita-aha, satu cinta

Ungkap perasaanku

Aku cinta padamu

'Kan kubuktikan


Ho-oh-wo, cintaku ini jangan kau ragukan

Tentang apa yang kita citakan, berdua

Kita-aha, satu cinta

Ungkap perasaanku

Aku cinta padamu

'Kan kubuktikan oh, Kasih


Biarkanlah, cinta kita berdua

Begini adanya

Tiada yang 'kan menghalangi

Cinta kita

Takkan kulepas, dirimu, (oh-ho) Kekasih

Takkan kulepas dirimu, Kasih


Biarkanlah cinta kita berdua

Begini adanya

Kau dan diriku

Takkan terpisahkan

Bagai langit dan bumi ini

Yang berpasangan

Kita-aha, satu cinta

Ungkap perasaanku

Aku cinta padamu (hu-hu-hu-hu-uh-hu-uh-hu)

'Kan kubuktikan

'Kan kubuktikan


Biarkanlah, cinta kita berdua

Begini adanya

Tiada yang 'kan menghalangi

Cinta kita

Takkan kulepas, dirimu, Kekasih

Takkan kulepas dirimu, Kasih


Biarkanlah, cinta kita berdua

Begini adanya

Takkan kulepas, tak, takkan kulepas

Takkan kulepas dirimu, Kekasih


Biarkanlah, mereka memahami

Cinta kita

Wo-uwo-uye-iye-ye-yeah

Takkan, takkan

Takkan kulepas dirimu, Kekasih


Ye-iye-iye-yeah

Takkan, takkan

Takkan kulepas dirimu, Kekasih

Hey-ye-iye-yeah

Takkan kulepas kekasihku

Wo-uwo-uye-iye-ye-yeah

Takkan, takkan

Takkan kulepas dirimu, Kekasih


Baca juga: Jurnalis dan Pengamat Musik, Bens Leo, Berpulang

Monday, March 7, 2022

Mornin', Sapaan Pagi ala Al Jarreau

Awalnya, Mornin' adalah instrumentalia, karya bersama David Foster dan Jay Graydon yang rilis dalam album Foster, The Best of Me (1983). Graydon lalu membuat liriknya. Ia lalu menawarkan kepada Al Jarreau, yang sudah jadi 'pelanggan'nya. Graydon juga dikenal dengan karya-karyanya bersama The Manhattan Transfer dan Dionne Warwick. Sedangkan hit yang pernah dicetaknya bersama Foster, salah satunya adalah After The Love Has Gone-nya Earth, Wind & Fire.


Baca juga: Home Sweet Home, Saat Band Metal Rindu Rumah 

Mornin' dirilis bersama album keenam yang bertajuk namanya, Jarreau, pada tahun yang sama dengan album Foster, 1983. Lagu ini kembali meramaikan tangga lagu pada 2006, saat Jarreau berkolaborasi dengan George Benson yang melahirkan album Givin' It Up. "Mornin'" bahkan sempat berada di puncak tangga lagu the US Jazz chart.


Baca juga: You Learn, Ajakan Belajar Kehidupan dari Alanis Morissette


Mornin'


Mornin' Mr. Radio

Mornin' little Cheerios

Mornin' sister Oriole

Did I tell you everything is fine

In my mind?


Mornin' Mr. Shoe Shine Man

Shine 'em bright in white and tan

My baby said she loves me and

Need I tell you that

Everything here is just fine

In my mind


'Scuse me if I sing

My heart has found its wings

Searchin' high and low

And now at last I know


Mornin' Mr. Golden Gate

I should walk but I can't wait

I can't wait to set it straight

I was shakin' but now I am

Makin' it fine

Here in my mind


My heart will soar

With love that's rare and real

My smiling face will feel every cloud

Then higher still

Beyond the blue until

I know I can

Like any man

Reach out my hand

And touch the face of God


'Scuse me if I sing

My heart has found its wings

Searchin' high and low

And now at last I know


Mornin' Mr. Radio

Mornin' little Cheerios

Mornin' sister Oriole

Did I tell you everything is fine

Woo, in my mind?


So, won't you get up Oriole?

So, won't you get up Cheerios?

Wake up Mr. Radio

It's fine

Here in my mind


Singin' 'bout mornin' little radio

Mornin' little Cheerios


Baca juga: Selamat Jalan, Meat Loaf

Wednesday, February 23, 2022

Vokalis Utama Procol Harum, Gary Brooker Meninggal Dunia

Penyanyi utama Procol Harum, Gary Brooker, berpulang Sabtu lalu. Kabarnya baru muncul di aneka media tanah air hari ini, karena halaman resmi Facebook grup ini baru membuat pengumumannya pada Selasa, 22 Februari 2022, waktu setempat, pada usianya yang ke76 tahun. Apa yang kalian ingat tentang nama ini?  


Baca juga: Selamat Jalan, Meatloaf

Gary Brooker memang sudah lama didagnosis menderita kanker. Akhirnya ia menyerah pada Sabtu, 19 Februari 2022. Lahir pada 29 Mei 1945 di Hackney, Inggris, Brooker telah mengenal musik sedari kanak. Ayahnya, Harry Brooker, adalah pemusik profesional. Tak heran jika Brooker telah bermain piano, cornet, dan trombone sejak bocah. Sayang sang ayah meninggal dunia saat ia baru 11 tahun. Bukannya belajar musik, Booker memilih jalur sekolah dengan belajar zoology dan botany di Southend Municipal College. Pendidikan formal lantas ditinggalkannya, dan menjadi musisi profesional. 

Saat berusia 17 tahun, Brooker sempat membentuk band, The Paramounts bersama gitaris Robin Trower. Mereka banyak mendapatkan undangan manggung, beberapa kali sempat berbagi panggung  bersama Rolling Stones. Tahun 1964, mereka sempat merilis single Poison Ivy, dan terhitung sukses. Sayangnya, grup ini hanya bertahan hingga 1966. Brooker yang awalnya akan berhenti menulis lagu, malah berjumpa penulis lirik Keith Reid. Mereka lantas mendirikan grup yang dinamai Procol Harum.

Baca juga: Mengenang 40 Tahun Lennon

Suara dan piano merupakan paduan khas seorang Brooker. Melekat betul selama ia memimpin Procol Harum selama lebih 50 tahun berkarya. Brooker dikenal juga memiliki selera humor yang baik.

"Dia menerangi setiap ruangan yang dia masuki, dan kebaikannya kepada keluarga hingga penggemar multibahasa, sangat legendaris. Dia juga terkenal karena individualitasnya, integritasnya, dan terkadang eksentrisitasnya, keras kepalanya. Kecerdasannya yang tajam dan seleranya yang konyol, membuatnya menjadi pencerita yang tak ternilai (dan candaan antarlagunya yang surealis membuat kontras yang menarik dengan gravitasi penampilan Procol Harum)." Demikian tertulis dalam akun official media sosial Procol Harum.

Baca juga: Jurnalis Musik, Bens Leo Meninggal Dunia

Salah satu karya Brooker bersama Procol Harum adalah single debut mereka, A Whiter Shade of Pale. Lagu yang rilis pada 1967 tersebut terinspirasi dari musisi klasik seperti Johann Sebastian Bach dan George Frideric Handel. Pada 2018 lalu, A Whiter Shade of Pale didaulat di Rock and Roll Hall of Fame. Di tangga lagu, A Whiter Shade of Pale berhasil bertengger di puncak lagu di Inggris selama enam pekan, serta nomor lima di Billboard Hot 100. Sementara, album The Summer of Love terjual total 10 juta kopi di seluruh dunia. 

Selain berkarya dalam bidang musik, Brooker juga melakukan banyak kegiatan kemanusiaan. Pada 2003, Ratu Inggris menganugerahi Brooker, MBE (Most Excellent Order of the British Empire), atas upaya kemanusiaannya. 


Monday, February 21, 2022

Home Sweet Home, Saat Band Metal Rindu Rumah

Suatu saat, kita begitu menginginkan perjalanan. Traveling. Atau dalam konteks mereka, road show. Namun, selalu ada saat rindu untuk pulang. Berada dalam kehangatan rumah. Ini lebih kurang yang dikatakan bassist yang sekaligus penulis lirik Motley Crue, Nikki Sixx, tentang lagu mereka ini, Home Sweet Home.  


Baca juga: You Learn, Ajakan Belajar Kehidupan ala Alanis Morrisette

Home Sweet Home ada di album Theater Of Pain, yang rilis pada 1985. Versi lain lagu ini, dengan tambahan instrumental, dirilis enam tahun kemudian, dalam album kompilasi, Decade of Decadence 81-91 yang mendapatkan sukses ekstra di tangga lagu. 

Mötley Crüe sendiri adalah grup asal Amerika dengan personel Nikki Sixx, Tommy Lee, Mick Mars, dan Vince Neil. Terbentuk di Los Angeles, California pada 1980, Motley Crue dikenal band dengan banyak bikin kisruh. Para personelnya pernah kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Mereka juga berulang kali berurusan dengan pihak berwajib karena kasus-kasus kriminalitas. 

Baca juga: Knockin' on Heaven's Door, Versi Siapa Paling Kau Suka?


Home Sweet Home


You know I'm a dreamer

But my heart's of gold

I had to run away high

So I wouldn't come home low

Just when things went right

It doesn't mean they were always wrong

Just take this song

And you'll never feel left all alone

Take me to your heart

Feel me in your bones

Just one more night

And I'm coming off this long and winding road

I'm on my way

I'm on my way

Home sweet home

Tonight, tonight I'm on my way

I'm on my way

Home sweet home

You know that I've seen

Too many romantic dreams

Up in lights, falling off the silver screen

My heart's like an open book

For the whole world to read

Sometime nothing keeps me together at the seams

I'm on my way

I'm on my way

Home sweet home

Tonight, tonight I'm on my way

Just set me free

Home sweet home

Home sweet home

Home sweet home

Home sweet home

I'm on my way

I'm on my way

Home sweet home

Yeah, I'm on my way

Just set me free

Home sweet home


Baca juga: Selamat Jalan, Meat Loaf

Thursday, February 10, 2022

You Learn, Ajakan Belajar Kehidupan dari Alanis Morissette

'Live and Learn' menjadi frasa yang jamak dibicarakan dalam keseharian. Pengingat untuk hidup yang selalu belajar. Istilah yang seringkali dipakai untuk berdamai dengan sebuah kondisi yang negatif atau tidak menyenangkan. Dan bukan kebetulan, ketika Alanis Morissette mengalami peristiwa tak menyenangkan tersebut saat baru pindah ke Los Angeles, ia dirampok oleh pria bersenjata. Jadilah, You Learn kontekstual dengan pengalamannya sendiri. 


Baca juga: What's Up, Kegundahan Dalam Perjalanan Waktu

Lagu ini ditulis Alanis bersama Glen Ballard, yang sekaligus memproduksi albumnya, Jagged Little Pill. Lirik 'Swallow it down, what a jagged little pill', dimaksudkan sebagai 'a hard pill to swallow,' yang artinya, berdamai dengan sesuatu yang sulit itu memang harus dilakukan. Tak ada pilihan lain.

You Learn merupakan single keempat dari album ketiga Alanis, Jagged Little Pill yang rilis pada 1995.

Baca juga: Hanyalah Cinta, Persembahan Anggun Untuk Indonesia


You Learn


Oh, oh, oh


I, recommend getting your heart trampled on to anyone, yeah

I, recommend walking around naked in your living room, yeah


Swallow it down (what a jagged little pill)

It feels so good (swimming in your stomach)

Wait until the dust settles


You live you learn, you love you learn

You cry you learn, you lose you learn

You bleed you learn, you scream you learn


I, recommend biting off more than you can chew to anyone

I certainly do

I, recommend sticking your foot in your mouth at any time

Feel free


Throw it down (the caution blocks you from the wind)

Hold it up (to the rays)

You wait and see when the smoke clears


You live you learn, you love you learn

You cry you learn, you lose you learn

You bleed you learn, you scream you learn


I, I, oh, oh


Wear it out (the way a three-year-old would do)

Melt it down (you're gonna have to eventually, anyway)

The fire trucks are coming up around the bend


You live you learn, you love you learn

You cry you learn, you lose you learn

You bleed you learn, you scream you learn


You grieve you learn, you choke you learn

You laugh you learn, you choose you learn

You pray you learn, you ask you learn

You live you learn


Baca juga: Spirit of Radio, Apresiasi Rush untuk Dunia Broadcasting

Sunday, January 30, 2022

There Must Be More to Life Than This, Proyek bersama Freddie Mercury (Queen) dan Michael Jackson

There Must Be More to Life Than This awalnya akan jadi salah satu materi lagu untuk album Queen, Hot Space, yang rilis tahun 1982. Proses rekaman mulai dilakukan pada 1981, namun lagu itu tak pernah selesai. Grup ini baru sempat merekam lagu latar.


Baca juga: Try to Remember, Lagu Pengantar September


Dua tahun kemudian, Freddie melakukan kunjungan ke kediaman Michael Jackson. Mereka merekam beberapa demo, termasuk lagu ini. Lagi-lagi, batal. Pasalnya, Michael bersikeras membawa Ilama peliharaannya untuk hadir dalam sesi. Freddie keberatan. Di sisi lain, Michael pun tak suka dengan kebiasaan Freddie dalam memakai narkoba. Belum sampai tuntas, Freddie pulang ke London. 

Akhirnya lagu yang memang ditulis oleh Freddie Mercury ini dinyanyikannya sendiri untuk album solonya, Mr. Bad Guy yang rilis pada 1985. 

Baca juga: These are the Days of Our Lives, Perjuangan Terakhir Freddie Mercury 


Pasca kematian Michael, lagu ini dirilis Queen dalam album Queen Forever (2014). Rekaman berisi duet Freddie-Michael dengan backing track asli dari sesi Hot Space; May pada gitar, Taylor pada drum, dan John Deacon pada bass. 


There must be more to life than this


There must be more to life than this

There must be more to life than this

How do we cope in a world without love

Mending all those broken hearts

And tending to those crying faces

There must be more to life than living

There must be more than meets the eye


Why should it be just a case of black or white

There must be more to life than this

Why is this world so full of hate

People dying everywhere

And we destroy what we create

People fighting for their human rights

But we just go on saying see'est la vie

So this is life


There must be more to life than killing

A better way for us to survive

What good is life, in the end we all must die

There must be more to life than this


There must be more to life than this

There must be more to life than this

I live and hope for a world filled with love

Then we can all just live in peace

There must be more to life, much more to life

There must be more to life, more to life than this.


Baca juga: One Day in Your Life, Kontrak Terakhir Jackson dengan Motown

Friday, January 21, 2022

Selamat Jalan, Meat Loaf

Dunia musik berduka. Pemenang Grammy Award, Meat Loaf, dikabarkan meninggal dunia pada Kamis malam waktu setempat. Belum disebutkan, penyebab kematiannya. Kabar itu dibagikan agen yang telah lama mendampinginya, Michael Greene. Saat pergi, istrinya, Deborah, ada di sampingnya. 


Baca juga: Eddie van Halen Tutup Usia

Penyanyi dengan nama asli Michael Lee Aday ini lahir pada 27 September 1947. Ia telah menandatangi kontrak rekaman pada usia 20 tahunan. Pengalamannya manggung membuka band Van Morrison merupakan pertunjukan pertamanya. Pengalaman yang membawanya bergabung dengan produksi film musikal 'Hair' di Los Angeles, yang kemudian memberinya kesempatan rekaman bersama Motown. 

Kesuksesan baru diraih Loaf pada 1977. Album Bat Out of Hell, yang digarap dalam kurun lama, akhirnya rilis. Album trilogi ini, Bat Out of Hell - Bat Out of Hell II: Back into Hell - Bat Out of Hell III: The Monster Is Loose berhasil mencetak sukses dengan terjual lebih dari 65 juta album di dunia. Setelahnya, lebih dari empat dekade setelah dirilis, masih berhasil terjual ratusan ribu kopi, menjadikan salah satu karya Meat Loaf ini masuk dalam jajaran album dengan penjualan terbanyak dalam sejarah. Diyakini, penjualan album Loaf sudah lebih dari 100 juta di dunia. Meat Loaf memenangkan Grammy Award untuk I'd Do Anything for Love pada pertengahan 1990an. 

Baca juga: Mengenang Lennon, Setelah 40 Tahun Kepergiannya

Meat Loaf muncul di sejumlah film. Dengan beban peran, maupun tampil sebagai diri sendiri. Dari lebih 50 film layar lebar dan televisi, dua perannya ini mungkin pernah Anda tonton: sebagai Eddie di The Rocky Horror Picture Show (1975), dan sebagai Bob Paulson in Fight Club (1999).  Film-film lainnya, "Focus", "Rocky Horror Picture Show", dan "Wayne’s World." Dengan kemampuan suaranya, Loaf juga pernah menjadi bagian dari pertunjukkan tema horor di Broadway. 

Selamat jalan, Meat Loaf. Terima kasih untuk karya-karyamu. 

Baca juga: Fire and Rain, Sebuah Cerita Kehilangan