Monday, November 29, 2021

Jurnalis dan Pengamat Musik, Bens Leo Berpulang

Kabar duka bersliweran di aneka media: Bens Leo berpulang. Bagi kalangan pegiat media dan musik, nama Bens Leo sudah sangat familiar. Karir jurnalistiknya telah dimulai sejak tahun 70-an, dengan mewawancarai grup legendaris yang berjaya pada masanya, Koes Bersaudara. 



Nama lengkapnya, Benedictus Hadi Utomo. Lahir di  Pasuruan, dan melewatkan masa kecil hingga remajanya di kota kecil di Jawa Timur tersebut. Sekolah menengah atas ia lanjutkan di Jakarta. Pada masa inilah mulai muncul ketertarikannya akan dunia jurnalistik. Ia pun aktif di majalah sekolah di SMA-nya. Obsesinya adalah menjadi jurnalis Majalah AKTUIL, majalah musik yang berpengaruh pada dekade 70-80an. 

Baca juga: Oddie Agam Berpulang

Setamat SMA, Bens Leo sempat mencoba kesempatan melanjutkan ke pendidikan militer, yakni ABRI dan pendidikan penerbangan. Keduanya tak berjodoh. Melanjutkan kuliah tak menjadi pilihannya, karena pertimbangan biaya. Alhasil, ia teringat akan obsesinya yakni menjadi jurnalis musik. Sedikit nekat, ia memantaskan diri sebagai wartawan lepas. Tahun 1971, Bens menemui Tonny Koeswoyo. Hasil wawancara, ia kirim ke redaksi Mingguan Berita Yudha Sport & Film. Karyanya dimuat seminggu kemudian, bahkan menjadi headline dalam tajuk “Sejarah Koes Bersaudara”. 

Kemampuan Bens membuat ulasan mendapatkan apresiasi positif dari pengelola Majalah Mingguan Berita Yudha Sport & Film, dan memberinya kesempatan menangani rubrik Seni Budaya. Tonny juga menunjukkan kepuasannya dan memintanya datang kembali untuk wawancara tentang perjalanan musik Koes Bersaudara. Tonny juga menjanjikan Leo diajarkan lebih jauh tentang Ilmu Jurnalistik. 

Baca juga: Yopie Latul dan Lagu-lagunya yang Berjaya

Liputan berikutnya, Bens Leo menemui Panjaitan Bersaudara (Panbers) atas rekomendasi Tonny Koeswoyo. Wawancara berlangsung di Sei Hang Tuah Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hasil wawancara ia kirim ke Majalah AKTUIL, yang beralamat di Lengkong Kecil, Bandung, Jawa Barat. Dalam tulisan inilah dia mulai menggunakan nama Bens Leo. Dan lewat tulisan ini pulalah, namanya mulai dikenal sebagai wartawan musik muda. Kembali ke obsesinya semula, Bens Leo pun memutuskan menjadi penulis tetap untuk majalah AKTUIL. 

Sejak itu, karir Ben Leo tak terbendung. Ia dilibatkan dalam berbagai event musik di tanah air. Diawali sebagai Tim Dewan Juri Festival Lagu Pop Indonesia pada 1974, ajang bergengsi yang lagu-lagunya akan dikompetisikan di tingkat internasional. Dua tahun berikutnya, ia diminta mendampingi Guruh Soekarno Putra, Idris Sardi, dan Grace Simon, menghadiri World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang. Ia menjadi satu–satunya wartawan musik tanah air yang diundang untuk melakukan liputan event musik tingkat dunia tersebut. Kepercayaan untuknya tak pernah surut. Berturut-turut, dua tahun sekali, ia berangkat melakukan liputan World Pop Song Festival di Tokyo, Jepang. 

Baca juga: Eddie van Halen Tutup Usia

Sebagai jurnalis musik, Bens Leo juga telah mewawancarai banyak musisi papan atas tanah air. Catatannya menjadi cover story Majalah AKTUIL. Ia juga dilibatkan sebagai juri dalam ajang pencarian bakat untuk musisi tanah air, seperti Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) dan Festival Lagu Rock Indonesia. Pendek kata, sangat mudah menemukan nama Bens Leo di event-event musik di tanah air. 

Pada tahun-tahun ke belakang, ia terus berkecimpung di bidang musik. Menjajal kemampuannya di bidang lain, sebagai produser. Ialah yang memproduseri album perdana Kahitna, 'Cerita Cinta' yang rilis pada 1993. Bens Leo juga sempat terlibat menangani bisnis media cetak. Tak jauh, seputar informasi musik, meski hanya bertahan selama tiga tahun. Tahun 2000-an ini Bens beberapa kali menjadi bagian tim juri event musik internasional, di antaranya di Kompetisi Lagu Asean di Singapura (2003) dan World Oriental Music Festival Sarajevo, Bosnia (2005). Namanya juga masuk dalam jajaran Tim Sosialisasi Anugrah Musik Indonesia (AMI), serta Penasehat dalam ajang SCTV Awards.

Komunitas Pecinta Musik Leo Kristi mengapresiasi Bens Leo secara istimewa. Dua sosok ini kebetulan lahir di tanggal yang sama, 8 Agustus. Bens pernah menulis artikel tentang Leo Kristi. Ia  jugalah yang membawa Leo Kristi rekaman album kedua Konser Rakyat, Nyanyian Malam, di Irama Tara pada 1977. Sebelumnya, album pertama Leo Kristi, Nyanyian Fajar, direkam oleh Majalah AKTUIL.  

Demikian banyak karyanya dan keterlibatannya dalam perkembangan musik di tanah air. Hari ini ia dikabarkan berpulang, setelah beberapa hari berjuang melawan COVID-19. Bens Leo meninggal dunia pada usia 69 tahun, meninggalkan seorang istri, Pauline Endang, dan seorang anak, Addo Gustaf Putra. 

Selamat jalan, Mas Bens Leo. Selamat beristirahat dalam keabadian.

Baca juga: Mengenang John Lennon Setelah 40 Tahun 

0 comments:

Post a Comment