Hari ini, 24 Agustus, mundur ke tahun 1981, Mark David Chapman dijatuhi hukuman 20 tahun penjara hingga seumur hidup atas tindakannya melakukan pembunuhan personel The Beatles, John Lennon.
Siapakah Chapman ini?
Besar di Georgia, ia menjadi fans The Beatles sejak band asal Liverpool, Inggris ini mendunia. Bahkan membuatnya terobsesi bisa bermain musik. Untuk itu ia belajar gitar. Namun sejak keyakinannya pindah haluan, yakni Kristen fundamentalis, pandangan-pandangannya pun berubah. Ia meyakini The Beatles memberikan pengaruh buruk, utamanya John Lennon, atas pandangannya terhadap agama dan negara. Ketika Lennon meluncurkan Imagine pada 1971, Chapman memparodikannya dengan "Imagine John Lennon dead."
Baca juga: Mengenang John Lennon, Setelah 40 Tahun Kematiannya
Kehidupan pribadi Chapman suram. Ia pernah berkelana ke kota-kota dunia seperti Tokyo, Bangkok, Singapura, Hong Kong, Seoul, Delhi, London, Jenewa, Paris, Dublin, dan Israel. Ia menikah dengan dengan perempuan Jepang, namun gagal. Pekerjaannya pun tak sukses.
Pada 1980, John Lennon meluncurkan album barunya, Double Fantasy. Akhirnya Lennon ‘kembali’ setelah sekian tahun vakum. Dari publikasinya, Chapman mencatat alamat tinggal Lennon bersama Yoko Ono di New York City. Chapman yang frustasi dengan hidupnya yang gagal, sempat terpikir untuk melakukan bunuh diri. Namun pilihan terakhirnya kemudian adalah mendatangi John Lennon dan menembaknya. 8 Desember 1980.
Baca juga: Kabar Tentang John Lennon
Awal Desember tahun itu, cuaca sedang hangat. John dan Yoko punya janji ke studio rekaman jam 5 sore. Chapman mencegat John dan Yoko Ono saat mereka beranjak meninggalkan apartemen, untuk minta tanda tangan di sampul album rekaman Double Fantasy. Pertemuan ini sempat terekam kamera fotografer. Setelah itu ia membiarkan John dan Yoko pergi. Tapi ia menunggu mereka kembali pulang.
Baca juga: All about the Beatles
Usai agenda di studio rekaman, John dan Yoko pulang dengan berjalan kaki. Mereka pulang lebih cepat, berharap menemani anak mereka, Sean, makan malam di rumah. Saat Lennon akan memasuki gedung apartemen, Chapman mencabut pistol, memanggil Lennon, lalu menghujaninya dengan beberapa tembakan. Dua tembakan mengenai bagian kiri punggung, dua peluru lain menembus bahu kirinya.
Pasca penembakan, John berusaha berjalan memasuki gedung. Ia masih bisa berseru kepada resepsionis kalau ia ditembak. Petugas apartemen, Jay Hastings, memberikan bantuan dengan membalut luka John dan menggunakan jaketnya untuk menutupi tubuh John. Segera, John dibawa ambulan ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit, John menghembuskan nafas terakhir. Terlalu banyak darah yang keluar.
Kabar kematian John diberitakan pertama kali oleh ABC. Seorang produser stasiun televisi tersebut kebetulan sedang dirawat di rumah sakit, yang menjadi tempat pemeriksaan jenasah John. Peristiwa kematian ini kemudian menjadi ‘breaking news’ di tengah tayangan langsung pertandingan sepak bola pada malam tersebut.
Jasad John dikremasi dua hari setelah kematiannya, di taman pemakaman Ferncliff, Hartsdale, New York. Abu jenazah disimpan oleh Yoko. Yoko sendiri tak menggelar acara pemakaman. Ia mengundang para fans yang berkumpul di sekitar apartemen untuk hadir di Central Park pada hari Minggu. Pada waktu yang ditentukan, lebih dari 200 orang mendatangi Central Park. Mereka mengheningkan cipta dan menyanyikan lagu-lagu John. Radio siaran juga ikut berpartisipasi untuk mengenang John Lennon. Selama 10 menit mereka menghentikan siaran.
Lalu apa kabar Chapman?
Sejak divonis penjara pada 1981 dan mendekam di Lapas Wende, New York barat, Amerika Serikat, ia berulang kali mengajukan pembebasan bersyarat. Namun dewan pembebasan bersyarat menolak permohonan Chapman. Sidang pembebasan bersyarat dilakukan pertama kali tahun 2000. Sidang ini diulang setiap dua tahun. Pada setiap sidang ia menyatakan maaf dan menyesali tindakannya. Namun hingga persidangan ke-10, seperti diwartakan The Guardian dan Daily Mail (15/11/2018), dewan pembebasan bersyarat masih menolak permohonan Chapman.