Wednesday, August 28, 2019

Brian Epstein, Sang Manajer (The Beatles)

Nama lengkapnya Brian Samuel Epstein. Barangkali dialah orang yang paling berjasa menjadikan The Beatles dikenal dunia. Banyak yang menyebutnya sebagai the Fifth Beatle. Sayang ia tak sempat melihat band asuhannya mendunia, dalam arti yang sebenarnya.



Brian Epstein, demikian ia lebih sering disebut, lahir di Rodney Street, Liverpool pada 19 September 1934. Ia lahir dari pasangan pebisnis, Harry dan Malka Epstein. Dalam bahasa Ibrani, daerah asalnya, Malka artinya ratu. Harry dan Malka awalnya memiliki sebuah toko furnitur di Liverpool. Tapi lalu mereka beralih garapan dengan membeli sebuah toko alat musik, North End Road Music Store (belakangan dikenal dengan NEMS). Usia 16 tahun Epstein mulai terlibat dengan pekerjaan orang tuanya. Meski ia sendiri sebetulnya ingin menggeluti dunia desain. Dua tahun berikutnya ia sempat bergabung dengan militer. Hanya 10 bulan bertahan. Ia dianggap secara emosional tak cocok berada di sana. 


Kembali ke Liverpool, Epstein menggeluti kembali bisnis keluarga. Ia berhasil menjadi sales person untuk salah satu bisnis keluarga mereka di distrik Hoylake. Tapi ia masih punya keinginan yang lain: masuk sekolah seni. Epstein ingin menjadi aktor. Ia melamar ke Royal Academy for Dramatic Arts (RADA) dan lolos. Selama tiga periode Epstein sekelas dengan nama-nama yang dikenal di kemudian hari seperti Susannah York, Albert Finney, dan Peter O'Toole, sebelum memutuskan keluar. 


Pada tahun 1955, pada usinya yang ke-21 ia kembali bergabung dengan bisnis orang tuanya. Tak tanggung-tanggung, Epstein diserahi tanggung jawab menjadi direktur NEMS. Tampaknya kepercayaan keluarganya membuahkan hasil. NEMS sukses di tangan Epstein. Ketika Epstein membuka NEMS Great Charlotte Street, Liverpool, ia tak hanya menjual piano dan radio nirkabel tapi melengkapinya dengan gramofon dan menjadikan NEMS sebagai salah satu dari outlet musik terbesar di Inggris Utara. Pada masa ini Epstein juga mencoba menjadi penulis kolom di majalah Mersey Beat. Artikel pertamanya yang bertajuk Record Releases, by Brian Epstein of NEMS muncul dalam terbitan ketiga pada 3 Agustus 1961.


Suatu hari, seorang pemuda 18 tahun bernama Raymond Jones datang ke NEMS dan  menanyakan rekaman My Bonnie. Tersimpan dalam catatan Epstein, 28 Oktober 1961, pemuda yang mengenakan celana jins dan jaket kulit itu bertanya, "There's a record I want. It's 'My Bonnie' and it was made in Germany. Have you got it?" Epstein tak punya dan pertanyaan itu membuatnya penasaran. Maka mulailah ia mencari tahu.


Toko NEMS Epstein di Whitechapel, Liverpool tak jauh dari Cavern Club, tepat The Beatles biasa manggung. Pada 9 November 1961 Epstein menyaksikan penampilan mereka pada sebuah konser makan siang. Setelahnya, ia pun menjumpai para pemuda tersebut. Begitulah.. Epstein pun menjadi manajer The Beatles. Persisnya pada Januari 1962. Ia memberi masukan terkait fashion style dan performa panggung mereka. Epsteinlah yang membawa the fab four ke dapur rekaman milik EMI di Abbey Road. George Martin menandatangani kontrak mereka.


Selama proses rekaman Sgt. Peppers, Epstein menghabiskan banyak waktunya untuk berusaha menghentikan kecanduannya pada obat-obatan. Tampaknya sulit buatnya. Pada 27 Agustus 1967 Brian Epstein meninggal dunia karena overdosis. Saat itu The Beatles tengah berada di Bangor, Wales Utara, melakukan perjumpaan dengan Maharishi Mahesh Yogi. Epstein dikremasi di Kirkdale Jewish Cemetery di Liverpool. 


Sebelum meninggal dunia, Epstein sempat menjadi manajer untuk Gerry and the Pacemakers, Cilla Black, dan Billy J Kramer and the Dakotas.


Saturday, August 17, 2019

Melati Suci, Sebuah Lagu Persembahan Untuk Ibu Negeri


Melati Suci menjadi salah satu lagu yang ditampilkan Guruh Soekarnoputra dalam pergelaran akbar keduanya yang bertajuk ‘Untukmu Indonesiaku’ tahun 1980. Pergelaran bersama Swara Mahardika ini mendulang sukses besar. Bahkan kemudian disusulkan film bertajuk sama, yang merupakan film dokumenter tentang proses di balik pergelaran tersebut, termasuk di dalamnya sejarah dibentuknya Swara Maharddhika. 

Lagu ini sendiri ditulis Guruh untuk ibunya, Fatmawati. Ia ingin mempersembahkan melati, bunga dengan bentuk yang indah dan aroma wanginya yang khas. Tentunya bukan bunga dalam arti yang sesungguhnya, melainkan karyanya dalam bentuk lagu. Guruh sempat menceritakan proses pembuatan lagu tersebut kepada ibunya yang saat itu tengah menunaikan ibadah umrah di Mekkah, Arab Saudi. Ia akan memperdengarkan lagu itu untuk ibunya, pada pergelaran keduanya. Sayangnya, sang ibu keburu dipanggil Sang Khalik. Fatmawati meninggal dunia dua hari setelah hubungan telepon dengan Guruh. Persisnya pada 14 Mei 1980, di Kuala Lumpur, dalam perjalanan pulang dari Mekkah. 

Melati Suci kemudian rilis bersama lagu-lagu lain dari pergelaran ‘Untukmu Indonesiaku.’ Masih bersama dengan penyanyi-penyanyi penampil, antara lain Ahmad Albar, Tika Bisono, Chrisye, Trio Bebek, dan Johny Lewerisa. Tak hanya itu, Guruh menggandeng Tokyo Philharmonic Orchestra. Proses rekaman pun tak hanya dilakukan di Jakarta, tapi juga Jepang. Sebagai Music Director, Guruh melibatkan Candra Darusman, Elfa Secioria, dan Franky Raden. Beberapa lagu yang menjadi hits adalah Lagu Putih, Keranjingan Disco, Jenuh, dan Halo Jakarta. Sepuluh lagu di album ini ditulis oleh Guruh, kecuali To My Friends On Legian yang adalah karya Sitor Situmorang.

Melati Suci
 
Putih putih melati
Mekar di taman sari
Semerbak wangi penjuru bumi

Sari sari melati
Bersemi anggun asri
Kucipta dalam gubahan seni

Tajuk bak permata
Siratan bintang kejora
Kan kupersembahkan
Bagimu pahlawan bangsa

Putiknya pesona
Rama rama ‘neka warna
Kan kupersembahkan
Bagi pandu Indonesia

Suci suci melati
Suntingan bu pertiwi
Lambang nan luhur budi pekerti

Oh melati..
Oh melati..
Oh melati..


Wednesday, August 7, 2019

Revolver, Album The Beatles Di Bulan Agustus


Agustus adalah bulannya Revolver. Album ke-7 The Beatles ini rilis pada 5 Agustus di Inggris dan 8 Agustus 1966 di Amerika Serikat. Sebanyak 14 lagu direkam dalam kurun waktu 6 April hingga 22 Juni 1966. Diawali dengan Taxman dan Tomorrow Never Knows sebagai puncaknya, lewat album ini The Beatles seolah ingin menunjukkan, mereka sudah dewasa. Bukan lagi grup anak muda yang membuat kehebohan panggung melainkan pemuda matang yang mengeksplorasi kemampuan mereka di studio rekaman.




Beatles merilis Revolver pasca tur akhir mereka pada Agustus 1966. Dengan kata lain tak satu pun dari lagu di album ini yang mereka bawakan live. Selain mereka memang memutuskan tidak live perform lagi, juga karena lagu-lagu pada album ini dianggap terlalu rumit untuk diusung ke panggung. Dari sisi penggarapan, album Revolver disebut-sebut sebagai proses saat para personil The Beatles solid dan berada pada puncak kreativitas mereka.  

Proses rekaman Revolver memakan waktu cukup lama, lebih lama dari enam album sebelumnya. Menurut Paul dalam sebuah wawancara di tahun 1966, pada album sebelumnya mereka biasanya siap dengan sekitar 8 lagu milik mereka, lalu ditambah dengan nomor-nomor lama. Pada Revolver mereka hanya merekam lagu mereka sendiri, termasuk tiga karya George Harrison. Banyak komposisi yang membutuhkan banyak warna musik. Jadilah mereka butuh kerja ekstra dan melibatkan banyak pemusik lain pada penggarapan lagu ini. ”I think it'll be our best album yet. They'll never be able to copy this!” Begitu kata Paul.

Akhirnya, inilah pembagian tugas masing-masing personil dan kru tambahan.
1.     John Lennon: vocals, acoustic guitar, electric guitar, harmonium, organ, tape loops, tambourine, handclaps, finger clicks
2.     Paul McCartney: vocals, acoustic guitar, electric guitar, bass, piano, clavichord, tape loops, handclaps, handclaps, finger clicks
3.     George Harrison: vocals, acoustic guitar, electric guitar, bass, sitar, tambura, tape loops, tambourine, maracas, handclaps, finger clicks
4.     Ringo Starr: vocals, drums, tape loops, tambourine, maracas, cowbell, shaker, handclaps, finger clicks
5.     George Martin: piano, organ, backing vocals
6.     Mal Evans: backing vocals, bass drum
7.     Neil Aspinall, Geoff Emerick, Pattie Harrison, Brian Jones, Marianne Faithfull, Alf Bicknell: backing vocals
8.     Tony Gilbert, Sidney Sax, John Sharpe, Jurgen Hess: violin
9.     Stephen Shingles, John Underwood: viola
10.  Derek Simpson, Norman Jones: cello
11.  Alan Civil: horn
12.  Eddie Thornton, Ian Hamer, Les Condon: trumpet

Dan inilah 14 lagu yang direkam dalam album Revolver.
1.     Taxman
2.     Eleanor Rigby
3.     I'm Only Sleeping
4.     Love You To
5.     Here, There And Everywhere
6.     Yellow Submarine
7.     She Said She Said
8.     Good Day Sunshine
9.     And Your Bird Can Sing
10.  For No One
11.  Doctor Robert
12.  I Want To Tell You
13.  Got To Get You Into My Life
14.  Tomorrow Never Knows

Pada album sebelumnya, Rubber Soul, The Beatles mengekplorasi R&B dan folk. Revolver tampil lebih baru dengan membawa serta gaya Motown, memasukkan unsur India dan lagu anak-anak. Namun menurut George, ia tak melihat terlalu banyak perbedaan antara Rubber Soul dan Revolver. Seperti dikutip Anthology, George mengatakan, “Revolver was accepted well. I don't see too much different between Rubber Soul and Revolver. To me, they could be Volume One and Volume Two.” Meski demikian secara tak sengaja George mengakui ada yang berbeda pada album ini.

Ada inovasi baru dalam penggarapan album Revolver. Adalah artificial double tracking atau  ADT, yang untuk pertama kalinya digunakan. Ken Townsend-lah penggagasnya. Teknik ini berikutnya banyak digunakan di dunia rekaman. John Lennon senang dengan temuan ini, karena menurutnya manual double-tracking vocal seringkali melelahkan. Sedangkan George Harrison mengatakan, Townsend layak mendapatkan penghargaan atas apa yang sudah diciptakannya. 

Hal unik lain dari album Revolver adalah sampul albumnya. John Lennon menghubungi kawan Jerman-nya, Klaus Voormann, untuk terlibat dalam artwork album terbaru The Beatles. Voormann pun mengunjungi studio untuk mencari dan menemukan inspirasi. Ia memilih hitam dan putih sebagai bentuk pemberontakan terhadap fashion dan sebagai penanda masa psychedelic. Selama dua minggu Voorman bekerja di studionya, 29 Parliament Hill, London. Voormann ingin rambut The Beatles menjadi fokus gambar. Sepanjang malam John dan Paul ditemani Pete Shotton memilah tumpukan surat kabar untuk menemukan gambar sosok yang dirasa cocok. Jadilah..

Konon saat itu Voormann dibayar £40. Tahun 1967 Voorman memenangkan Grammy Award untuk kategori Best Album Cover, Graphic Arts

berbagai sumber

Thursday, August 1, 2019

Video Killed The Radio Star, Pembuka Tayangan MTV


Satu Agustus barangkali akan selalu jadi perayaan lagu ini. Video Killed the Radio Star. Lagu yang disuarakan oleh The Buggles ini menjadi lagu pertama yang hadir dalam tayangan MTV pada kemunculan perdana mereka, 1 Agustus 1981. Tahun 2016 lagu ini mendapat perayaan khusus berbarengan dengan ulang tahun ke-35 MTV. 



Video Killed the Radio Star ditulis oleh Trevor Horn, Geoffrey Downes, dan Bruce Wooley pada tahun 1977. Bercerita tentang kekhawatiran terhadap aneka penemuan baru abad 20 dan pengaruhnya terhadap media seni. Awalnya lagu ini direkam oleh Bruce Woolley and The Camera Club untuk album mereka English Garden. Grup Inggris, The Buggles merekamnya dua tahun untuk album The Age of Plastic. The Buggles sendiri adalah duo, terdiri dari Trevor Horn sebagai penyanyi dan bassist dan Geoff Downes sebagai keyboardist. Setelah rilis album pertama, duo ini bergabung dengan grup progresif rock, Yes. Ketika akhirnya grup ini pun bubar, The Buggles malah merilis album kedua, Adventures in Modern Recording

Selain menjadi lagu pertama yang ditayangkan MTV, Video Killed the Radio Star sempat menguasai song chart di 16 negara. 

Video Killed the Radio Star

I heard you on the wireless back in fifty two
Lying awake intent at tuning in on you
If I was young it didn't stop you coming through
Oh a oh
They took the credit for your second symphony
Rewritten by machine on new technology
And now I understand the problems you can see
Oh a oh
I met your children
Oh a oh
What did you tell them?
Video killed the radio star
Video killed the radio star
Pictures came and broke your heart
Oh, a, a, a, oh
And now we meet in an abandoned studio
We hear the playback and it seems so long ago
And you remember the jingles used to go
Oh-a oh
You were the first one
Oh-a oh
You were the last one
Video killed the radio star
Video killed the radio star
In my mind and in my car, we can't rewind we've gone to far
Oh-a-aho oh
Oh-a-aho oh