Agustus 1966 tercatat
sebagai masa terakhir The Beatles menggelar
tur. Konser berlangsung di tujuh belas
pertunjukan di Amerika dan dua di Kanada. Konser yang sukses secara
komersial. Namun selama konser mereka terus menghadapi dampak pernyataan kontroversial
John Lennon, dari sebatas pertanyaan hingga ancaman kematian. Selain itu atas ketidakpuasan
mereka terhadap keriuhan dan performa panggung mereka.
Awalnya adalah Maureen Cleave, jurnalis
Inggris yang mewawancarai John Lennon pada Maret tahun yang sama. Cleave
bekerja untuk London Evening News dan London Evening Standard. Ia
membuat bahasan tentang "How Does a Beatle Live?" dengan
mewawancarai personel The Beatles. Saat giliran Lennon dengan pertanyaan
seputar religi dan kristianitas, Lennon menjawab, "Christianity will
go. It will vanish and shrink. I needn't argue about that; I'm right and I'll
be proved right. We're more popular than Jesus now; I don't know which will go
first—rock 'n' roll or Christianity. Jesus was all right but his disciples were
thick and ordinary. It's them twisting it that ruins it for me." Kontan
pernyataan Lennon bikin heboh dunia. Berlarut, bahkan makin panas saat mereka
menggelar tur di Amerika.
Khawatir terhadap
kemungkinan adanya kelompok radikal yang akan mencoba
membunuh mereka, Brian Epstein bermaksud membatalkan tur.
Namun saat pemberhentian di Chicago, ia menyusun
strategi dengan menggelar konferensi pers. Dalam
perjumpaan dengan awak media, Lennon menyatakan kalau
sebetulnya ia ingin mengomentari tentang penurunan aktivitas gerejawi umat. Diakuinya sebagai kesalahannya memakai
analogi Beatles dengan gereja apalagi Jesus. Meskipun Lennon sudah
menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi, tampaknya topik
ini terus ada dalam sepanjang tur Amerika.
Kondisi yang tak nyaman, baik buat Lennon sendiri maupun personel
lainnya.
Kondisi yang tercatat cukup
mengkhawatirkan mereka adalah saat konser di Memphis. Dewan kota meminta
pembatalan konser pada 19 Agustus 1966. Mereka tak mau ada kekisruhan
berlangsung di Memphis. Kelompok radikal Ku Klux Klan memaku album The Beatles
pada sebuah salib kayu. Mereka bersumpah akan membalas
dendam. Meski ada penolakan dan ancaman, konser akhirnya tetap
dilangsungkan. Berbagai ancaman muncul
sebelum konser. Namun saat konser berlangsung,
terbilang aman. Dilaporkan ada petasan yang dilempar ke atas
panggung, ada aksi pemukulan terhadap personel The Beatles, dan mereka juga
yakin ada yang telah mencoba menembak mereka.
Selama konser di Amerika, The Beatles
membawakan list yang sama. Ada 11 lagu dalam show sekitar 30 hingga 40 menit. Kesebelas lagu itu
adalah Rock and Roll Music, She’s a Woman, Is I Needed Someone, Day Tripper,
Baby’s in Black, I Feel Fine, Yesterday, I Wanna be Your Man, Nowhere Man,
Paperback Writer, dan Long Tall Sally.
Pernyataan kontroversial John Lennon sempat
membuat Vatikan marah. Selain melukai banyak umat Nasrani, pernyataan tersebut
membuat Gereja Katolik menganggap Lennon dkk sebagai pemuja setan. Namun di
kemudian hari akhirnya Vatikan memberikan maaf. Bahkan pada 12 April 2010,
koran resmi Vatikan, L’Osservatore Romano memuji musik band asal Liverpool,
Inggris tersebut. Setelah berseteru selama 32 tahun, Vatikan pun menganggap The
Beatles sebagai fenomena dalam sejarah musik pop.
Sementara terkait dengan rekaman pernyataan
Lennon, yang buat sang pewawancaranya sendiri dianggap tak penting, dilelang
pada tahun 2010 di Los Angeles dengan harga di kisaran $US 25 ribu.
berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment