Monday, August 6, 2018

Konser Beatles Pasca Pernyataan ‘Bigger Than Jesus’ Dari Lennon


Agustus 1966 tercatat sebagai masa terakhir The Beatles menggelar tur. Konser berlangsung di tujuh belas pertunjukan di Amerika dan dua di Kanada. Konser yang sukses secara komersial. Namun selama konser mereka terus menghadapi dampak pernyataan kontroversial John Lennon, dari sebatas pertanyaan hingga ancaman kematian. Selain itu atas ketidakpuasan mereka terhadap keriuhan dan performa panggung mereka. 


Awalnya adalah Maureen Cleave, jurnalis Inggris yang mewawancarai John Lennon pada Maret tahun yang sama. Cleave bekerja untuk London Evening News dan London Evening Standard. Ia membuat bahasan tentang "How Does a Beatle Live?" dengan mewawancarai personel The Beatles. Saat giliran Lennon dengan pertanyaan seputar religi dan kristianitas, Lennon menjawab, "Christianity will go. It will vanish and shrink. I needn't argue about that; I'm right and I'll be proved right. We're more popular than Jesus now; I don't know which will go first—rock 'n' roll or Christianity. Jesus was all right but his disciples were thick and ordinary. It's them twisting it that ruins it for me." Kontan pernyataan Lennon bikin heboh dunia. Berlarut, bahkan makin panas saat mereka menggelar tur di Amerika.

Khawatir terhadap kemungkinan adanya kelompok radikal yang akan mencoba membunuh mereka, Brian Epstein bermaksud membatalkan tur. Namun saat pemberhentian di Chicago, ia menyusun strategi dengan menggelar konferensi pers. Dalam perjumpaan dengan awak media, Lennon menyatakan kalau sebetulnya ia ingin mengomentari tentang penurunan aktivitas gerejawi umat. Diakuinya sebagai kesalahannya memakai analogi Beatles dengan gereja apalagi Jesus. Meskipun Lennon sudah menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi, tampaknya topik ini terus ada dalam sepanjang tur Amerika. Kondisi yang tak nyaman, baik buat Lennon sendiri maupun personel lainnya. 


Kondisi yang tercatat cukup mengkhawatirkan mereka adalah saat konser di Memphis. Dewan kota meminta pembatalan konser pada 19 Agustus 1966. Mereka tak mau ada kekisruhan berlangsung di Memphis. Kelompok radikal Ku Klux Klan memaku album The Beatles pada sebuah salib kayu. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Meski ada penolakan dan ancaman, konser akhirnya tetap dilangsungkan. Berbagai ancaman muncul sebelum konser. Namun saat konser berlangsung, terbilang aman. Dilaporkan ada petasan yang dilempar ke atas panggung, ada aksi pemukulan terhadap personel The Beatles, dan mereka juga yakin ada yang telah mencoba menembak mereka.
Selama konser di Amerika, The Beatles membawakan list yang sama. Ada 11 lagu dalam show sekitar 30 hingga 40 menit. Kesebelas lagu itu adalah Rock and Roll Music, She’s a Woman, Is I Needed Someone, Day Tripper, Baby’s in Black, I Feel Fine, Yesterday, I Wanna be Your Man, Nowhere Man, Paperback Writer, dan Long Tall Sally

Pernyataan kontroversial John Lennon sempat membuat Vatikan marah. Selain melukai banyak umat Nasrani, pernyataan tersebut membuat Gereja Katolik menganggap Lennon dkk sebagai pemuja setan. Namun di kemudian hari akhirnya Vatikan memberikan maaf. Bahkan pada 12 April 2010, koran resmi Vatikan, L’Osservatore Romano memuji musik band asal Liverpool, Inggris tersebut. Setelah berseteru selama 32 tahun, Vatikan pun menganggap The Beatles sebagai fenomena dalam sejarah musik pop.

Sementara terkait dengan rekaman pernyataan Lennon, yang buat sang pewawancaranya sendiri dianggap tak penting, dilelang pada tahun 2010 di Los Angeles dengan harga di kisaran $US 25 ribu. 

berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment