Apa jadinya ketika kecintaan berubah
menjadi kemarahan? Tampaknya itulah yang terjadi pada penguasa Filipina, yang
undangannya ditolak oleh The Beatles. “The Beatles? Saya tidak pernah suka
musik mereka. Musik mereka mengerikan,” kata Imelda Marcos kepada media.
Peristiwa yang terjadi di awal Juli 1966 tersebut
menjadi perbincangan media massa. Bagaimana tidak, sebuah grup anak muda berani
menampik undangan seorang first lady yang notabene adalah sabda. Manila Sunday Times menurunkan tulisan: President Marcos,
the First Lady, and the three young Beatles fans in the family, have been
invited as guests of honour at the concerts. The Beatles plan to personally
follow up the invitation during a courtesy call on Mrs Imelda Marcos at
Malacañang Palace tomorrow morning at 11 o'clock.
Pengumuman tersebut muncul pada hari The Beatles tiba di
Filipina, 3 Juli 1966. Agendanya, The Beatles
bakal manggung dalam dua kali show di Rizal Memorial Football Stadium.
Sayangnya tak satu pun personil The Beatles yang membaca pengumuman tersebut. Sang
promotor, Ramon Ramos Jr. rupanya telah
menyanggupi undangan pihak istana. Namun ia tak menyampaikan ke Brian Epstein
karena khawatir ditolak. Pada hari-H ketika The Beatles mengetahui undangan
tersebut, mereka memutuskan untuk tak hadir. Undangan jam 11 untuk show khusus
buat kepala negara, dilanjutkan dengan makan siang; diperkirakan selesai jam 3
yang artinya hanya satu jam sebelum show pertama mereka. Lalu apa akibat
penolakan tersebut? Filipina menjadi mimpi buruk buat mereka!
Konser Filipina dirancang sebagai pertunjukan akbar di
Asia. Yang terjadi, sangat sedikit penonton yang hadir di stadium. Di hotel,
mendadak pelayanan sangat buruk, termasuk makanan yang disajikan. Keadaan
menyulitkan mereka dapatkan saat kepulangan. Selain mendapatkan caci
maki dari masyarakat, mereka juga tak mendapatkan kendaraan yang memadai menuju bandara.
Terpaksa, para personil dan kru menumpang motor orang yang kebetulan mereka
jumpai. Mereka terpaksa membawa sendiri barang bawaan, karena tak ada pekerja
bandara yang bisa disuruh. Eskalakor konon juga tiba-tiba tak berfungsi
sehingga mereka dengan susah payah menaiki tangga dengan barang bawaan mereka.
Pesawat akhirnya menjadi tempat paling nyaman mereka di hari itu, untuk segera
membawa terbang dari negara yang memberi mereka pengalaman konser terburuk tersebut.
Dan hari itu konon merekja bersumpah tak akan pernah menginjakkan kaki di Filipina.
0 comments:
Post a Comment